Sabtu, 19 Februari 2011

MEDIA PEMBELAJARAN

DAFTAR ISI




1.      Pengertian Media Pembelajaran ………………………………………………  1
2.      Kegunaan Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar ……………   1
3.      Fungsi Dan Manfaat Media Pembelajaran .......................................................   2
4.      Kaitan Media Pendidikan Dengan Kemajuan Pendidikan …………………… 4
5.      Perkembangan Konsepsi Media Pembelajaran …………………………………………………..   5
6.      Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi ………………………..   8




1.     Pengertian Media Pembelajaran

            Kata media  berasa dari bahasa Latin dan merupakan bentuk Jamak dari kata medium  yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
            Menurut Romiszowski, media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan adalah siswa, sedangkan pembawa pesan adalah guru. Siswa di rangsang oleh media itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima informasi. Terkadang siswa di tuntut untuk menggunakan kombinasi dari beberapa indera supaya dapat menerima pesan itu secara lebih lengkap.
            Media pendidikan merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan murid menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang professional dan mampu menyelaraskan antara media pendidikan dan metode pendidikan.
          Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan serta perubahan sikap masyarakat membawa pengaruh yang besar dalam bidang pendidikan. Hal ini mendorong setiap lembaga pendidikan untuk mengembangkan lembaganya lebih maju dengan memanfaatkan teknologi modern dan kemajuan ilmu pengetahuan sebagai media pembelajaran.
            Jadi, media dalam suatu pembelajaran merupakan suatu alat komunikasi yang di gunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam pemilihan media yang nanti akan di pakai juga harus sesuai denganisi dan tujuan  pembelajaran.
2.     Kegunaan Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1.      Memperjelas penyajian  pesan agar tidak  terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: objek yang terlalu besar, objek yang kecil, gerak yang terlalu lambat atau cepat, objek yang terlalu kompleks, dan konsepan yang terlalu luas dapat di visualisasikan dalam bentuk film, bingkai, gambar,dll
3.      Dengan menggunakan  media pendidikan  secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini medi berguna untuk :
a.       Menimbulkan kegairahan beljar.
b.      Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
c.       Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4.      Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.  Masalah ini dapat di atasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam :
a.       Memberikan perangsang  yang sama.
b.      Mempersamakan pengalaman.
c.       Menimbulkan persepsi yang sama.

3.     Fungsi dan Manfaat  Media Pembelajaran

Adapun fungsi dari media pembekajaran adalah sebagai berikut :

  1. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru.
  2. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).
  3. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan).
  4. Semua indera murid dapat diaktifkan.
  5. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
  6. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
            Dengan konsepsi semakin mantap fungsi media dalam kegiatan mengajar tidak lagi peraga dari guru melainkan pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Hal demikian pusat guru berpusat pada pengembangan dan pengolahan individu dan kegiatan belajar mengajar.
            Sebagai seorang pendidik fungsi dan kemampuan media sangat penting artinya. Media merupakan integral dari sistem pembelajaran sebagai dasar kebijakan dalam pemilihan pengembanan, maupun pemanfaatan.
Di samping itu, manfaat media bagi siswa sebagai berikut :
  1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motifasi belajar.
  2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami dan dikuasai siswa.
  3. Metode pengajaran akan lebih variasi, tidak semata-mata komunikasi verbal.
  4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga punya aktifitas lain seperti mengamati, merumuskan, melakukan dan mendemonstrasikan.
Selain itu, Menurut Ensiclopedi of Educational Reseach, nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut:
  1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga mengurangi verbalitas.
  2. Memperbesar perhatian siswa.
  3. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu pelajaran lebih mantap.
  4. Memberikan pengalaman yang nyata.
  5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.
  6. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan bahasa.
  7. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.
     Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru dan murid.
  8. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara realita dan teliti.
  9. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar.

4.     Kaitan Media Pendidikan Dengan Kemajuan Pendidikan

Media pendidikan berkaitan dengan kemajuan suatu pendidikan meliputi :
  • Arti, fungsi dan nilai media pendidikan.
  • Tujuan pendidikan.
  • Psikologi belajar.
  • Bentuk media pendidikan.
            Alat komunikasi selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan.Kaitannya dengan media pendidikan mempunyai fungsi yang besar di berbagai kehidupan, baik di kehidupan pendidikan maupun dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan seni kebudayaan.
            Dalam kehidupan pendidikan media komunikasi memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan maupun peningkatan mutu di suatu lembaga pendidikan. Dengan memakai media tersebut anak didik akan mudah mencerna dan memahami suatu pelajaran. Dengan demikian melalui pendekatan ilmiah sistematis, dan rasional tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
            Untuk mencapai pendidikan tersebut guru memberikan peran yang penting untuk menghantarkan keberhasilan anak didik, oleh karenanya dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dan murid, untuk menciptakan komunikasi yang baik dibutuhkan guru yang profesional yang mampu menyeimbangkan antara media pembelajaran dan metode pengajaran sehingga informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa dengan baik.
            Jadi tugas media bukan sebagai sekedar mengkomunikasikan hubungan antara pengajar dan murid namun lebih dari itu media merupakan bagian integral yang saling berkaitan antara komponen satu dengan komponen yang lain yang saling berinteraksi dan mempengaruhi.

Alasan Media Pembelajaran Berkenaan Dapat  Mempertinggi Proses Belajar Siswa

a)      Berkenaan dengan manfaat media pembelajaran itu sendiri.
b)      Penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar yang berkenaan dengan taraf pikir siswa. Berfikir siswa dimulai dari yang kongkret menuju yang abstrak, dari yang sederhana menuju yang abstrak, dari yang sederhana menuju yang komplek. Dalam hubungan ini penggunaan media pembelajaran berkaitan erat dengan tahapan-tahapan berfikir mereka sehingga tepat penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan kondisi mereka sehingga hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan.
          Media pendidikan, tentu saja media yang  digunakan dalam proses  dan  untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan  juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan  juga merupakan proses komunikasi. Apabila kita bandingkan dengan media pembelajaran, maka media pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri.  Sedangkan media pembelajaran sifatnya lebih mengkhusus, maksudnya media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu  yang telah dirumuskan secara  khusus. Tidak semua media pendidiikan adalah media pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.
          Apa pula bedanya dengan alat peraga, alat bantu guru ( teaching aids), alat bantu audio visual (AVA), atau alat bantu belajar yang selama ini sering juga kita dengar? Pada dasarnya, semua istilah itu dapat kita masukkan dalam konsep media, karena konsep media merupakan perkembangan lebih lanjut dari konsep-konsep tersebut.
          Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/ konkrit. Alat bantu  adalah alat (benda) yang digunakan oleh guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar. Audio-Visual Aids (AVA) mempunyai pengertian dan tujuan yang sama hanya saja penekanannya pada peralatan audio dan visual. Sedangkan alat bantu belajar penekanannya pada fihak yang belajar (pebelajar). Semua istilah tersebut, dapat kita rangkum dalam satu istilah umum yaitu media pembelajaran.
          Satu konsep lain yang sangat berkaitan dengan media pembelajaran adalah  istilah sumber belajar.   Bagaimana kaitan antara media belajar dengan sumber belajar?   Sumber  belajar memiliki cakupan yang lebih luas daripada media belajar. Sumber belajar bisa berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar/lingkungan. Apa yang dinamakan  media sebenarnya adalah bahan dan alat belajar tersebut. Bahan sering disebut perangkat lunak / software, sedangkan  alat juga disebut sebagi perangkat keras / hardware.  Transparansi, program kaset audio dan program video adalah beberapa contoh bahan belajar. Bahan belajar tersebut hanya bisa disajikan jika ada alat,   misalnya  berupa OHP, Radio kaset dan Video player. Jadi salah satu atau kombinasi perangkat lunak (bahan) dan perangkat keras (alat) bersama-sama dinamakan media.  Dengan demikian,  jelaslah bahwa media  pembelajaran merupakan  bagian dari sumber belajar.
          Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam  perkembangan  selanjutnya,  sumber belajar  itu kemudian bertambah  dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku  tersebut berjudul  Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitlkan  pertama  kali pada tahun 1657. Penulisan  buku  itu dilandasi oleh suatu  konsep dasar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan.  Dari sinilah para pendidik mulai menyadari  perlunya sarana belajar  yang dapat  memberikan rangsangan dan  pengalaman  belajar secara  menyeluruh bagai siswa melalui semua indera, terutama indera pandang-dengar.    
          Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk   membantu guru dalam  kegiatan  mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat  bantu itu dimaksudkan untuk  memberikan pengalaman  lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat  siswa dalam belajar. 
          Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan  alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan  audio visual  pembelajaran. Usaha-usaha untuk membuat  pelajaran abstrak  menjadi  lebih  konkrit  terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar Dale membuat  klasifikasi  11 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak.  Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “Kerucut Pengalaman” ( The Cone of Experience) dari Edgar Dale.  Ketika itu, para pendidik  sangat  terpikat dengan  kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam  pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu  pada siswa. 
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media/bahan/
sarana belajar seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang
membutuhkan media belajar seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat
  oleh guru dan “audio-visual”.
         



         


         

         
Kerucut Pengalaman E. Dale
          Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Dalam pan dangan  teori  komunikasi, alat audio visual  berfungsi sebagai alat penyalur pesan  dari  sumber  pesan  kepada  penerima pesan. Begitupun dalam dunia pendidikan, alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu  guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai   penyalur pesan  belajar. Sayangnya, waktu  itu faktor siswa, yang  merupakan  komponen utama dalam  pembelajaran, belum  mendapat perhatian  khusus.
          Baru pada tahun 1960-an,  para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam  kegiatan pembelajaran.  Pada saat itu teori Behaviorisme BF. Skinner  mulai  mempengaruhi  penggunaan  media dalam  kegiatan pembelajaran.  Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah  tingkah  laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.  Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil  teori  ini adalah diciptakannya teaching machine (mesin pengajaran) dan Programmed Instruction (pembelajaran terprogram).
          Pada tahun 1965-70, pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk membawa pesan belajar, hendaklah  merupakan bagian integral dari kegiatan belajar  mengajar.
          Dengan demikian,  kalau saat ini kita mendengar kata  media, hendaklah kata tersebut diartikan dalam  pengertiannya yang terakhir, yaitu meliputi alat bantu  guru dalam mengajar  serta sarana  pembawa  pesan dari sumber  belajar  ke penerima pesan belajar ( siswa ).  Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu,  bisa  mewakili guru menyajikan  informasi belajar kepada siswa.  Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka  fungsi  itu akan dapat diperankan  oleh  media  meskipun  tanpa  keberadaan  guru.
          Peranan media yang semakin meningkat ini sering menimbulkan  kekhawatiran bagi guru. Namun sebenarnya hal itu tak perlu terjadi, seandainya kita menyadari betapa masih banyak dan beratnya peran guru yang lain.  Memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa, merupakan  tugas pendidik yang sebenarnya lebih penting.  Peran guru atau pendidik akan lebih mengarah sebagai  manajer  pembelajaran. Tanggung jawab  utama  manajer  pembelajaran  adalah  menciptakan  kondisi sedemikian rupa agar  siswa dapat belajar. Proses kegiatan akan  terjadi  jika siswa dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar. Untuk itu guru bisa lebih banyak menggunakan  waktunya untuk menjalankan fungsinya sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan  fasilitator dalam kegiatan belajar. 

6.     Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi

Tiga pola komunikasi dalam proses belajar mengajar

Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan,disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual,juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang bersifat teknis ini,terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar.
Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan,hal ini biasanya dikarenakan lemahnya sistem komunikasi.Untuk itu,pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar . Komunikasi pendidikan yang penulis maksudkan disini adalah hubungan atau interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung,atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dengan peserta didik.Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa yaitu:
1.  Komunikasi Sebagai Aksi Atau Komunikasi Satu  Arah
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah,atau komunikasi sebagai aksi.Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan belajar.
2. Komunukasi Sebagai  Interaksi Atau Komunikasi Dua Arah.
Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperansama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi. Disini,sudah terlihat hubungan dua arah, tetapi terbatas antara guru dan pelajar secara indivudual.Antara pelajar dan pelajar  tidak ada hubungan.Pelajar tidak dapat berdiskusi dangan  teman atau bertanya sesama  temannya.Keduanya dapat saling memberi dan menerima.Komunikasi ini lebih baik dari pada yang pertama  sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama.
3.  Komunikasi Banyak Arah Atau Komunikasi Sebagai Transaksi
                        Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara guru denan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan yang lainnya.Proses belajar mengajar dengan  pola komunikasi ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal,sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif.Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi ini(Nana Sudjana,1989).         Dalam kegiatan  mengajar,siswa memerlukan  sesuatu yang  memungkinkan  dia berkomunikasi secara baik dengan guru, teman, maupun dengan lingkungannya. Oleh karena itu, dalam proses belajar  mengajar  terdapat dua hal yang  ikut menentukan keberhasilannya yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan  pengajaran  itu  sendiri yang  keduanya  mempunyai  ketergantungan  untuk  menciptakan  situasi  komunikasi yang baik yang  memungkinkan siswa untuk belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Sadiman Arief, Raharja R. Dkk. 2003. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan . Di Jakarta. Penerbit : PT. Raja Grapindo Persada.
Ruminiati. 2007. Bahan Ajar Cetak: Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Direktorat Jendral Pendidika Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2007.
Wibawa, Basuki, Dkk. 2001. Media Pengajaran. Bandung. Penerbit : CV Maulana.
http://dadimedina.wordpress.com/2009/03/05/hakikat-media-pembelajaran/
http://caripdf.com/download/index.php?name=hakikat%20media%20pembelajaran&file=goeroendeso.files.wordpress.com/2009/03/1-hakikat-media-dalam-pembelajaran

http:// www. Techonly13's Blog.com

http:// anwar kholil. Blogspot.com
Copyright © 2010 Learn More · Powered by Wordpress and developed by Andrei Luca for you.
http :// Aristo Rahardi Blogs.com
http :// Gunawan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar